Jumat, 18 Oktober 2013

Koperasi Menggerakaan Ekonomi Rakyat

Perkembangan pesat perkoperasian di Indonesia, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah. Konsep Ketua Umum Dekopin, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan gubernur, serta para bupati/wali kota, yang dikaitkan dengan kesaksian di lapangan, memang menunjukkan kemajuan yang berarti. Apa yang dilakukan semua unsur penggerak koperasi dan UKM sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam aspek pengurangan angka kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kehidupan masyarakat.

Dari berbagai upaya yang telah dilakukan semua unsur penggerak perkoperasian, maka dapat disimpulkan bahwa koperasi sangat penting, dan apa yang telah dibangun oleh Bapak Hatta selaku Bapak Koperasi patut diteruskan dari masa ke masa. Karena, lanjut Presiden, koperasi telah terbukti mampu menggerakkan ekonomi hingga tumbuh secara berkeadilan dan merata.

Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menjelaskan, jumlah koperasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 3,35% dari 194.295 unit koperasi pada akhir Tahun 2012 menjadi 200.808 unit koperasi. Jumlah anggota meningkat 2,40% dari 33.869.439 orang menjadi 34.685.145 orang, sementara jumlah volume usaha meningkat 12,09% yang semula Rp 102,8 triliun menjadi Rp 115,2 triliun.

Pada 2009, jumlah koperasi Indonesia masih tercatat sebanyak 170.411, sedangkan pertumbuhannya sampai Juni 2013 sangat mengejutkan, karena sudah berhasil melampaui target 2014.

Harapan ke depan, lanjut Syarief, pada 2014 Indonesia bisa menempatkan tiga unit koperasi-nya menjadi skala besar atau internasional. Melihat perkembangan jumlah koperasi tersebut, Syarief Hasan optimistis bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Harkopnas ke 66 Tahun 2013 yang mengambil Tema “Sejahtera Bersama Koperasi” tersebut, mengandung semangat bahwa seluruh penggiat koperasi bertekad menjadikan koperasi kuat kelembagaannya, sehat usahanya, mandiri dalam pengambilan keputusannya dan tangguh dalam menghadapi pesaing usahanya, sehingga koperasi akan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Untuk memberikan apresiasi kepada Pengurus Koperasi, Pejabat, Tokoh Masyarakat, Penggiat Koperasi yang telah menunjukkan dedikasi dan perhatiannya dalam meningkatkan perkoperasian di wilayahnya, Menteri Koperasi dan UKM menyematkan penghargaan kepada 99 Penerima Penghargaan Koperasi Berprestasi, 118 Penerima Penghargaan Bakti Koperasi, yang secara simbolis disampaikan kepada 10 Koperasi Berprestasi/Penerima Award dan 5 orang Penerima Bakti Koperasi. Selanjutnya Presiden SBY juga menyematkan 7 orang Penerima Penghargaan Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Wira Karya Koperasi mewakili 35 Penerima Penghargaan yang diterima oleh Gubernur, Bupati, Walikota dan unsur Gerakan Koperasi dan Pemangku Kepentingan yang telah berjasa dalam membangun perkoperasian di daerahnya masing-masing.

Dalam rangka membantu permodalan Koperasi dan UMKM telah dilakukan penyerahan secara simbolis kepada 8 Debitur KUR dari 8 Bank Pelaksana yakni: Bank Pembangunan Daerah NTB, BRI, BNI, Mandiri, BTN, BSM, BNI Syariah dan Bank Bukopin, serta dua orang Penerima Pinjaman Pembiayaan dari Dirut LPDB.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman antara 6 (enam) Menteri yakni, Menteri Agama, Menteri Pertanian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Koperasi dan UKM dan Menteri Dalam Negeri tentang Program Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Pondok Pesantren dan Koperasi Pondok Pesantren, yang dikoordinasikan oleh Menteri Koordintor Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Sementara itu, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengusulkan Presiden SBY agar ditetapkan sebagai Bapak Kebangkitan Koperasi di Indonesia karena telah mampu memajukan koperasi di Tanah Air. "Sudah sewajarnya Dekopin mengusulkan untuk menetapkan penganugerahan gelar Bapak Kebangkitan Koperasi Indonesia," kata Ketua Umum Dekopin, Nurdin Halid. Dia mengatakan Dekopin telah meminta pemerintah melalui Menteri Koperasi dan UKM untuk menetapkan penganugerahan Bapak Kebangkitan Koperasi Indonesia itu pada Harkopnas ke-67, di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Menurut saya Koperasi saat ini cenderung sedikit meningkat karena daerah-daerah sudah cukup untuk memaksimalkan peran koperasi di daerahnya. Koperasi sangat membantu kehidupan ekonomi rakyat di era globalisasi ini Karen bisa membantu untuk memajukan perkembangan Negara-negara untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu kehidupan ekonomi rakyat kecil atau miskin. Memang betul ekonomi koperasi sangat berpengaruh positif untuk ekonomi rakyat terutama rakyat kecil untuk memajukan usaha mikro maupun makro dengan manfaat yang sangat luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar