Kamis, 07 Maret 2013

Persaingan Perdagangan antara Indonesia dan China


  Persaingan Perdagangan antara Indonesia dan China
                       
          Perdagangan internasional merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu Negara. Perdagangan internasional dapat mendorong peningkatan industry, perkembangan tranportasi global, serta berdirinya perusahaan multinasional.
          Dalam perdagangan bebas antara Indonesia dengan China ini, masyarakat memandang ACFTA sebagai ancaman, karena berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri. Perusahaan yang diperkirakan akan mengalami kebangkrutan tersebut adalah tekstil, mainan anak-anak, furniture, keramik dan elektronik. Bangkrutnya perusahan tersebut disebabkan karena ketidaksiapan para pelaku bisnis Indonesia, terutama bisnis menengah dan kecil dalam bersaing. Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang terjadi saat ini, dimana berbagai produk dari China telah membanjiri pasar Indonesia. 
          Sementara itu, dengan diberlakukannya ACFTA, maka China yang akan memperoleh keuntungan dari ketersediaan sumber daya alam dan energi Indonesia. Negara China akan memanfaatkan sumber daya alam dan energi Indonesia itu untuk menggerakkan industri mereka dengan biaya yang murah dan hasilnya kemudian dipasarkan kembali ke Indonesia.
          Banyaknya produk China yang menjamur di pasaran Indonesia, dikarenakan, keahlian para pengusaha dari China, yang mampu membaca situasi pasar Indonesia, yang kurang mengembangkan industri kecilnya, yang dinilai berpotensi menjadi salah satu pengembangan hegemoni baru, untuk menghasilkan komoditi yang cukup bagus bagi pasaran ekspor di luar negeri.
          Hal ini menjadi sebuah problema tersendiri yang telah dimanfaatkan China, untuk membidik pasaran Indonesia, yang dinilai oleh China, Indonesia masih mengalami pendapatan ekonomi masyarakatnya. Sehingga sebuah pencitraan konsumsi pasar baru, diciptakan oleh China, untuk mencari keuntungan tersendiri dari efek keadaan Indonesiayang rata-rata penduduknya memiliki income per kapita yang kecil, dalam statistik perekonomiannya. Diluar dari permasalahan persaingan bisnis ekonomi, Indonesia dam China, harus dapat saling memahami, untuk lebih jauh mengadakan pendekatan ke arah bidang yang lain.
        Selain AFTA China yang masuk ke dalam regionalisme ASEAN, Indonesia harus dapat dengan cermat membidik celah, untuk menyeimbangkan sektor ekonominya, agar tidak terjadi konjungtivitas terlalu jauh dengan China

    
            Pendapat saya tentang persaingan perdagangan Indonesia dan China ini adalah serbuan produk china telah menjangkau semua lini kebutuhan hidup kita. Nyaris produk yang kita gunakan mulai dari sandang, pangan, pangan dan papan bermerek made in china. Singkatnya serbuan produk cina ke indonesia seperti air bah.
        oleh karena itu perberlakuan pasar bebas ASEAN-CHINA sudah pasti menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi kehidupan perekonomian kita. Serbuan produk asing terutama china dapat ,mengakibatkan kehancuran sector-sektor ekonomi dan perekonomian Indonesia. Sebab itu yang kirta mungkin lakukan adalah meningkatkan daya guna serta menciptakan produk-produk yang bernilai tinggi dan relatif terjangkau.
          Hal ini bisa dilakukan dengan penurunan suku bunga, infrastruktur dan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim ekonomi yang sehat dan kompetitif.
Sehingga hadirnya perdagangan bebas ini menjadi berkah bagi perekonomian Indonesia dan kesejahteraan rakyat sekaligus.
          Pemikiran tersebut didasarkan pada kondisi yang terjadi saat ini, dimana berbagai produk dari china telah membanjiri pasar indonesia.

          Sikap kita dalam menghadapi ini adalah dengan cara :
1. Dengan peningkatan capacity building industry dalam negeri, terutama dalam meningkatkan daya saing. Daya saing merupakan hal penting dalam berkompetisi dengan China, diantaranya dengan memperbaiki infrastruktur berupa pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, pembangkit dan jaringan pasokan energy dan sarana pendukung lainnya.

2. Harus mejunjung tinggi prinsip perdagangan yang seimbang antara China dan Indonesia. (balance trade). Prinsip balance trade ini dapat dijadikan pijakan untuk memperbaiki posisi perdagangan Indonesia terhadap China, sehingga jika tidak terjadi ketidakseimbangan perdagangan, maka Indonesia sebagai pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan keberatan.

3. Jika pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan China untuk beberapa sector perdagangan, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan safeguard yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Ada lima produk impor yang dikenakan safeguard (BMTP) selama tiga tahun ke depan yaitu:produk tali kawat baja, kawat seng dan kawat bindrat, kain tenun dari kapas.

4. Indonesia perlu memproduksi  apa yang tidak diproduksi  oleh China dan ekspor mana yang berbeda dari China. Inilah yang disebut dengan complementary atau kebijakan perdagangan yang saling melengkapi.

5. Voluntary Export Restraint (VER). Hal inilah yang permah dilakukan oleh Amerika Serikat ketika Negara ini diserbu oleh produk China. Dengan VER, maka Amerika Serikat dapat meminta China agar membatasi barangnya masuk ke Amerika. Indonesia dapat meminta China untuk mencabut subsidi ekspor dan membeli produk Indonesia lebih banyak lagi.

Source :